Adapun Ukuran benang cotton yang umum di lokal: 20'S, 24S, 30'S, 40's. Semakin tinggi gramasi kaos maka semakin ringan dan tipis. Dulu kaos distro banyak diproduksi pada gramasi 20'S tetapi sekarang lebih banyak ke 24'S atau 30'S karena lebih ringan. Mungkin karena udara semakin panas ya.
Untuk ketebalan kain kaos dengan benang yg ukurannya sama, ada beberapa macam yang bisa mempengaruhi.
1. Setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya. Kaos dengan benang 20's biasanya 190-200 gr/m2. Tapi kalau akan dibikin lebih tipis sampe 170-180 gr/m2 juga bisa, tergantung mesin rajutnya.
2. Kain di paksa ditarik selebar mungkin sehingga kain jadi tipis.Kejelekannya: shrinkage kain menjadi jelek sekali (>10%) alias bisa jadi ciut. Ini salah satu alasan kenapa kain dari China bisa murah [harga no1, qualitas no 2]. Ini sekedar informasi
Untuk kaos distro dulu umumnya pake 20's. Kalo 30's & 40's hanya untuk item tertentu yg karena secara harga lebih mahal & hanya beberapa spinning mills di indo yg produksi [karena pabrik di Indonesia bersifat mass production minded]
Biasanya kain yg di mercerized handlingnya lebih kaku, warna lebih terang karena dengan proses merc kotoran kain (termasuk bulu) dibuang, benang jadi lebih menggelembung karena treatment alkali. Minusnya: kain lebih kaku dibanding non-merc.
Utk kain non-merc biasanya lebih berbulu, tp handling lebih lembut. Kami lebih suka bahan cotton non-merc utk dipake. Untuk beberapa permintaan, kain cotton non-merc ada proses tambahan utk menghilangkan bulunya: bakar bulu (singeing). Hasilnya penampakan kain lebih mengkilap tapi tidak semengkilap kain yg merc. <editing>